Selasa, 26 Agustus 2014

Pernah Dibawakan "Lombok Kuning" oleh Rombongan JK

Kehidupan Warga Sulsel di Melbourne
Pernah Dibawakan "Lombok Kuning" oleh Rombongan JK

ORANG Sulawesi Selatan memang ada dimana-mana. Di beberapa negara, sprti Singapura dan China,bahkan ada Kampung Makassar.

Laporan Deniari Alwi Hamu, Melbourne

Demikian juga di Melbourne. Tak sulit untuk menemukan "sesama" orang Sulsel di sini. Bahkan, di antara mereka malah orang yang kami kenal sejak lama. Sebut saja, Farid Ma'ruf dan istrinya Lily Yulianti Farid. Keluarga kecil ini sudah lama berdiam di Negara Bagian Victoria ini.

Kemarin, Rabu 10 April, kami, saya dan suami Rapsel Ali dan anak kembar saya, Siti Nurwahida dan Abdul Wahidin, berkesempatan bertandang ke rumahnya. Menyenangkan bertemu dengan keluarga kecil ini. Anaknya semata wayang Fahwaz langsung cepat akrab dengan satu dari anak kembar saya, Wahidin. Mereka memang sepantaran.


Bertemu dengan orang "sekampung" rasanya sangat menghibur hati. Apalagi membayangkan, si Kembar akhirnya tak sendirian di perantauan. Karena, saya dan suami harus kembali ke tanah air, minggu depan.

Lily, salah satu mantan wartawan Koran ternama di Indonesia ini mengatakan saya tidak perlu  khawatir meninggalkan si Kembar. Sebab, di sini ada banyak orang-orang Sulsel. Mereka ada yg bersekolah, setingkat SMA seperti si kembar, kuliah hingga yang bekerja seperti Lily dan Farid ini.

Menurut Lily, mereka bahkan membentuk perkumpulan orang-orang Sulsel. "Namanya Komunitas Anging Mamiri," ujar Lily. Jumlahnya lumayan banyak, 60 orang. Agar bisa menjaga silahturahim antar anggota, maka dibuatlah arisan se bulan sekali. Biasanya mereka akan membawa seluruh keluarganya. Yang lucu, ada di antara anak-anak anggota komunitas yang sama sekali tak bisa berbahasa Indonesia. Karena mereka lahir dan besar di sana.

Kata Lily, uang iuran arisannya tak besar kok. Yang penting mereka bs berkumpul, bersilahturrahim setiap bulannya.

Yang unik, arisan yang dilaksanakan bergiliran dari satu rumah ke rumah ini, "wajib" menghidangkan makanan khas dari Sulsel. Mulai dari coto Makassar, Pallumara, dan ikan bakar menjadi hidangan khusus arisan. Jangan khawatir, rasa Pallumara dan coto Makassar bikinan di Ausie, sama enaknya dengan coto di Makassar. Sebab, mereka memakai bumbu2 asli dari Sulsel.

Urusan bumbu-bumbu, bukan penghalang bagi orang Sulsel di Melbourne. Pokoknya, siapa saja yang pulang kampung ke Indonesia, pulangnya membawa oleh-oleh bumbu-bumbu khas.

Saking, getolnya urusan perbumbuan ini, pernah rombongan Pak Jusuf Kalla dititip untuk membawakan "Lombok Kuning" khas Makassar dalam jumlah yang banyak. Saat itu Pak JK masih menjabat wakil presiden RI.

Selain arisan bulanan, biasanya pada weekend, mereka juga sering berjalan-jalan ke Pantai di Melbourne.

Saya bersyukur, homestay si Kembar di Jalan Hooper street tak jauh dari beberapa keluarga Indonesia. Jaraknya ada yang hanya satu blok dari jalan Hooper.

Oleh sekolahnya si Kembar ditempatkan di homestay yang tuan rumahnya seorang warga Melbourne. Usianya sdh cukup sepuh. Mungkin saja sengaja ditinggalkan di rumah "orang bule" supaya si Kembar terbiasa dengan suasana di sana. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar