Selasa, 26 Agustus 2014

Kota Tua Yang Romantis (2)

VENEZIA  atau Venice, kota terakhir di Italia yang kami kunjungi.  Kota ini benar-benar romantis, mulai dari pemandangannya hingga orang-orangnya. 


Laporan : Deni Alwi Hamu, Venezia

Milan  kami tinggalkan setelah menghabiskan makan malam Pizza yang lezat dengan saladnya.  Perjalanan Milan-Venice ditempuh selama 2,5 jam.  Karena tiba sudah jam 12 malam, beristirahatlah kami menanggalkan penat.

Pagi harinya, kami  mulai menyusuri Venezia kota yang terkenal sangat romantis.  Benar-benar romantis. Ini bukan hanya soal pemandangan bangunan dan gedung-gedung yang bergaya klasik dan kanal-kanal yang ditawarkan kota yang terletak tepat di bibir Laut Adriatik di Timur Laut Italia itu.

Tetapi juga, hampir di setiap perjalanan yang kami lewati, selalu ada pasangan lelaki dan perempuan yang tengah bermesraan. Berpelukan dan ciuman di tengah kota, menjadi pemandangan yang biasa di Venice.




Mmh.. benar-benar romantis.

Venice identik dengan kota mengapung. Bayangkan saja,  kotanya terdiri dari 117 pulau kecil yang  terhubungkan dengan 150 jembatan dan 400-an kanal. Untuk menuju dari satu pulau ke pulau lain, kita mengendarai  taksi air.  Di Kota Venice tak ada mobil atau kendaraan bermotor. Sarana transportasinya hanyalah perahu bermotor atau berjalan kaki menelusuri jalan-jalan setapak. Tanpa sadar, dua hari itu, kami telah berjalan sejauh 15 km. Sungguh tak dibayangkan sebelumnya.  Saya sempat drop, karena kelelahan.

Hari kedua di kota ini, kami menuju Piazza San Marco,   alun-alun kota Venezia.  Tempat ini biasa disebut juga Piazetta Santo Markus. Hingga kini masih menjadi simbol keindahan Venezia.

Di Piazza San Marco, juga terkenal tempat burung-burung merpati jinak.  Cukup membawa remah-remah roti atau pipilan jagung,  buru Dara itu akan menghampiri kita.





Karena hanya di Venice ada Gondola  asli, yaitu sampan dayung  tradisional, maka kesempatan itu tak kami lewati. Meskipun terasa dingin berada di air. Kami menelusuri kanal-kanal sempit menggunakan Gondola.  Sesekali si pengayuh sampan  bersenandung dan bersiul lagu-lagu tradisional Italia. Sungguh romantis.

Di kota kanal ini,  di sepanjang jalan berjajar gedung-gedung dengan gaya klasik menjual barang-barang bermerek dan souvenir.  Serta penjual makanan.  Tak terasa malam tiba. Kami telah menghabiskan waktu dua hari di kota yang menjadi lokasi syuting film the Tourist, yang dibintangi Angelina Jolie itu.

Belum puas rasanya, tetapi harus disudahi.  Sungguh perjalanan yang indah dan menyenangkan.  Saya berterima kasih sekali kepada Kak Hendra Gunawan dan Anita Yuniarsih yang sudah mengundang kami ke Swiss. Juga telah menemani saya dan adik Widya Alwi Hamu berkeliling Eropa. Sungguh pengalaman yang luar biasa menyenangkan. Merci…(***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar